Tuesday, October 25, 2011
Home »
Info Kalbar
»
Papa' Tebu, Minuman Tradisional Dari Taman Nasional Betung Kerihun
Sebagian Besar 7 sub etnis dayak yang bermukim di sekitar Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK) memiliki tradisi mensyukuri panen dari hasil perladangan setiap tahunnya. Dalam Proses gawai besar. Rangkaian proses gawai ini muncul berbagai representasi sosial dan budaya serta kesenian khas masing-masing suku, termasuk dalam makanan dan minuman tradisional dalam gawai.
Di komunitas masyarakat Tamambaloh di Sungulo Apalin dalam acara gawai ini yang paling terkenal adalah jenis minuman Papa' (Tradisional Wine), minuman tradisional beralkohol (Equivalent) kelas C ini diminum oleh masyarakat dayak Tamambaloh pada saat pesta.
Minuman ini dibuat dari tanaman tebu yang berwarna coklat gelap dan bercita rasa manis serta cukup enak dirasakan. Semakin lama minuman ini disimpan ( biasanya hingga 10 tahun) semakin enak citarasanya. Minuman ini akan mengalami perubahan warna sesuai lama dalam proses penyimpanan.
Dalam proses penyimpanan digunakan wadah seperti kendi yang terbuat dari tanah liat dan di pendalam dalam tanah. Kondisi ini untuk menjaga suhu minuman tersebut agar tetap baik.
Tebu yang menjadi bahan pembuatan minuman itu biasanya oleh masyarakat ditanam bersamaan dengan penanaman padi dan dipanen sebelum masa panen tiba beberapa hari sebelumnya. Dengan kata lain tebu tersebut sengaja dipersiapkan dalam pesta gawai.
Dalam proses pembuatan Papa' ini biasanya dilakukan kalangan ibu-ibu rumah tangga yang dilakukan mulai dari memanen hingga proses penggilingan tebu. Sedangkan pada proses pembuatannya dilakukan kalangan pria, seperti proses perebusan air tebu tersebut.
Secara singkat dalam proses pembuatannya biasanya dimulai dari pengupasan tebu dan kemudian dilakukan penggiligan dengan menggunakan alat penggilingan tradisional yang terbuat dari kayu berbentuk spiral. Setelah tebu digiling, airnya direbus atau dimasak hingga matang (tidak sampai mengental seperti membuat gula), kemudian air tebu rebusan itu dibiarkan dingin beberapa saat dan dicampurkan kulit batang kayu yang biasanya disebut Raru. Raru ini adalah kulit kayu khusus yang mengandung zat berfungsi sebagai katalis dalam proses peragihan.
Proses akhir adalah penyimpanan air tebu dalam wadah kendi yang sebelumnya dicampur kulit kayu tadi. Patut diketahui bahwa semakin lama disimpan semakin tinggi nilainya Papa' itu. Selain sebagai minuman untuk memeriahkan pesta gawai, minuman Papa' ini juga dihidangkan dalam pesta perkawinan yang sengaja dibuat oleh orang tua pengantin saat anaknya lahir dan dihidangkan kepada tamu kehormatan saat pesta perkawinan anaknya.
Sumber ; Dari berbagai sumber
Papa' Tebu, Minuman Tradisional Dari Taman Nasional Betung Kerihun
1:52 PM
j3ndr4l_j4ck
Sebagian Besar 7 sub etnis dayak yang bermukim di sekitar Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK) memiliki tradisi mensyukuri panen dari hasil perladangan setiap tahunnya. Dalam Proses gawai besar. Rangkaian proses gawai ini muncul berbagai representasi sosial dan budaya serta kesenian khas masing-masing suku, termasuk dalam makanan dan minuman tradisional dalam gawai.
Di komunitas masyarakat Tamambaloh di Sungulo Apalin dalam acara gawai ini yang paling terkenal adalah jenis minuman Papa' (Tradisional Wine), minuman tradisional beralkohol (Equivalent) kelas C ini diminum oleh masyarakat dayak Tamambaloh pada saat pesta.
Minuman ini dibuat dari tanaman tebu yang berwarna coklat gelap dan bercita rasa manis serta cukup enak dirasakan. Semakin lama minuman ini disimpan ( biasanya hingga 10 tahun) semakin enak citarasanya. Minuman ini akan mengalami perubahan warna sesuai lama dalam proses penyimpanan.
Dalam proses penyimpanan digunakan wadah seperti kendi yang terbuat dari tanah liat dan di pendalam dalam tanah. Kondisi ini untuk menjaga suhu minuman tersebut agar tetap baik.
Tebu yang menjadi bahan pembuatan minuman itu biasanya oleh masyarakat ditanam bersamaan dengan penanaman padi dan dipanen sebelum masa panen tiba beberapa hari sebelumnya. Dengan kata lain tebu tersebut sengaja dipersiapkan dalam pesta gawai.
Dalam proses pembuatan Papa' ini biasanya dilakukan kalangan ibu-ibu rumah tangga yang dilakukan mulai dari memanen hingga proses penggilingan tebu. Sedangkan pada proses pembuatannya dilakukan kalangan pria, seperti proses perebusan air tebu tersebut.
Secara singkat dalam proses pembuatannya biasanya dimulai dari pengupasan tebu dan kemudian dilakukan penggiligan dengan menggunakan alat penggilingan tradisional yang terbuat dari kayu berbentuk spiral. Setelah tebu digiling, airnya direbus atau dimasak hingga matang (tidak sampai mengental seperti membuat gula), kemudian air tebu rebusan itu dibiarkan dingin beberapa saat dan dicampurkan kulit batang kayu yang biasanya disebut Raru. Raru ini adalah kulit kayu khusus yang mengandung zat berfungsi sebagai katalis dalam proses peragihan.
Proses akhir adalah penyimpanan air tebu dalam wadah kendi yang sebelumnya dicampur kulit kayu tadi. Patut diketahui bahwa semakin lama disimpan semakin tinggi nilainya Papa' itu. Selain sebagai minuman untuk memeriahkan pesta gawai, minuman Papa' ini juga dihidangkan dalam pesta perkawinan yang sengaja dibuat oleh orang tua pengantin saat anaknya lahir dan dihidangkan kepada tamu kehormatan saat pesta perkawinan anaknya.
Sumber ; Dari berbagai sumber