Monday, June 27, 2011
Home »
Info petualang
»
Gempa Guguran Gunung Semeru
Gempa guguran akibat longsornya material vulkanik kawah Jonggring Saloka, Senin, 27 Juni 2011, ini dikabarkan mengguncang kawasan Gunung Semeru.
Gempa guguran tersebut tercatat dalam seismik di Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. "Gempa guguran satu kali, tapi kecil sekali," kata Kepala Pos Gunung Sawur Suparno kepada Tempo, Senin, 27 Juni 2011.
Aktivitas vulkanik yang terjadi dalam kawah Jonggring Saloka menghasilkan material vulkanik yang menumpuk di tebing-tebing di pinggiran kawah. "Tebing tersebut rapuh dan gampang longsor," katanya.
Material vulkanik tersebut hari ini dilaporkan mengalami longsor hingga getarannya tercatat dalam seismograf. Alat pendeteksinya dipasang di ketinggian 1.000 meter. Ada juga yang dipasang di Gunung Leker.
Lantaran alat pendeteksi gempa tersebut sangat peka, maka getaran akibat longsoran material vulkanik tersebut tercacat dalam seismograf.
Gempa guguran tersebut bukan diakibatkan oleh guguran lava pijar Sehingga bukan lava pijar yang gugur Oleh karena itu, guguran tersebut juga tidak menimbulkan awan panas.
Hingga kini petugas Pos Sawur hanya mengandalkan pada pengamatan seismik saja, menyusul mendung tebal yang menyelimuti Gunung Semeru. Sejak pagi tadi, pengamatan visual terhalangi mendung.
Data seismik yang dihimpun dari Pos Sawur menunjukkan bahwa saat ini tercatat ada 31 kali gempa embusan, tiga kali gempa tektonik, dan satu kali gempa guguran. Sementara itu, dari pengamatan visual, dinyatakan cuaca mendung, gerimis, dan angin tenang. Suhu tercatat 21 derajat Celcius.
Status aktivitas Gunung Semeru hingga saat ini masih di level waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi tetap memberlakukan radius empat kilometer dari kawah steril dari aktivitas manusia.
PVMBG melarang keras pendaki untuk menaiki puncak Mahameru yang dikhawatirkan jika ada letusan disertai dengan terlontarnya material vulkanik dari dalam kawah.
Pusat Vulkanologi juga meminta kepada warga yang tinggal di dekat bantaran sungai aliran lahar Gunung Semeru untuk senantiasa waspada. Ketika hujan turun di kawasan kawah Gunung Semeru, warga diminta naik ke atas sungai untuk menghindari lahar dingin Gunung Semeru.
Gempa Guguran Gunung Semeru
Gempa guguran akibat longsornya material vulkanik kawah Jonggring Saloka, Senin, 27 Juni 2011, ini dikabarkan mengguncang kawasan Gunung Semeru.
Gempa guguran tersebut tercatat dalam seismik di Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. "Gempa guguran satu kali, tapi kecil sekali," kata Kepala Pos Gunung Sawur Suparno kepada Tempo, Senin, 27 Juni 2011.
Aktivitas vulkanik yang terjadi dalam kawah Jonggring Saloka menghasilkan material vulkanik yang menumpuk di tebing-tebing di pinggiran kawah. "Tebing tersebut rapuh dan gampang longsor," katanya.
Material vulkanik tersebut hari ini dilaporkan mengalami longsor hingga getarannya tercatat dalam seismograf. Alat pendeteksinya dipasang di ketinggian 1.000 meter. Ada juga yang dipasang di Gunung Leker.
Lantaran alat pendeteksi gempa tersebut sangat peka, maka getaran akibat longsoran material vulkanik tersebut tercacat dalam seismograf.
Gempa guguran tersebut bukan diakibatkan oleh guguran lava pijar Sehingga bukan lava pijar yang gugur Oleh karena itu, guguran tersebut juga tidak menimbulkan awan panas.
Hingga kini petugas Pos Sawur hanya mengandalkan pada pengamatan seismik saja, menyusul mendung tebal yang menyelimuti Gunung Semeru. Sejak pagi tadi, pengamatan visual terhalangi mendung.
Data seismik yang dihimpun dari Pos Sawur menunjukkan bahwa saat ini tercatat ada 31 kali gempa embusan, tiga kali gempa tektonik, dan satu kali gempa guguran. Sementara itu, dari pengamatan visual, dinyatakan cuaca mendung, gerimis, dan angin tenang. Suhu tercatat 21 derajat Celcius.
Status aktivitas Gunung Semeru hingga saat ini masih di level waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi tetap memberlakukan radius empat kilometer dari kawah steril dari aktivitas manusia.
PVMBG melarang keras pendaki untuk menaiki puncak Mahameru yang dikhawatirkan jika ada letusan disertai dengan terlontarnya material vulkanik dari dalam kawah.
Pusat Vulkanologi juga meminta kepada warga yang tinggal di dekat bantaran sungai aliran lahar Gunung Semeru untuk senantiasa waspada. Ketika hujan turun di kawasan kawah Gunung Semeru, warga diminta naik ke atas sungai untuk menghindari lahar dingin Gunung Semeru.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment