Kehadiran kolonialisme barat di pulau Borneo atau yang dikenal dengan pulau Kalimantan dan kepulauan Nusantara bermula dari penguasaan Portugis atas Bandar Malaka pada tahun 1511 masehi. Melalui Malaka, kolonial Protugis, Inggris dan Spanyol dan Belanda masuk kepulau Borneo.
Dari catatan sejarah para kolonialisme barat ini berawal masuk ke Borneo dengan acara berdagang dan kemudian menguasai kerajaan sebagai wilayah jajahan.
Pada masa itu, Malaka adalah sebuah bandar yang cukup besar dan menjadi pusat perdagangan penting sehingga selalu ramai dikunjungi. Kapal-kapal dagang dari jazirah Arab dan India yang lebih dahulu berdagang ke negeri China menjadikan bandar Malaka sebagai tempat persinggahan kapal-kapal mereka.
Ketika berlayar menuju China, kapal-kapal dagang dari Malaka melintasi pantai barat dan utara pulau Borneo (kalimantan) yang dikuasai kerajaan melayu Brunei dan Kerajaan Sambas ( Kalbar ). Setelah Portugis menguasai Malaka, Bandar itu dijadikan pusat pengendalian jalur perdagangan rempah-rempah seperti lada, cengkeh, pala dan fuli dari Sumatera dan Maluku sebelum dibawa ke Eropa melalui India.
Pada tahun 1512, D'Albuquerque sebagai penguasa Portugis di Malaka mengirim sebuah armada laut ke tempat penghasil rempah-rempah di Maluku. Dalam perjalanan itu mereka singgah di pelabuhan Banten, Sunda Kelapa dan Cirebon di pantai utara pulau jawa.
Dengan menggunakan nahkoda orang jawa, armada itu tiba di kepualauan Banda terus menuju Maluku Utara dan akhirnya tiba di Ternate. Di Ternate, Portugis mendapat ijin membangun sebuah benteng dari sultanb. Kemudian dari situ Portugis memantapkan kedudukannya di Maluku dan sempat meluaskan wilayah hingga ke pulau Timor.
Dengan semboyan "Gospel, Glory and Gold" (ajaran, kemulian dan keemasan) mereka juga menyebar agama katolik terutama pada penduduk di pulau Maluku dan Timor. Pada masa itu, nusantara merupakan mata rantai perdagangan Portugis menguasai separuh dunia dan separuh lagi dikuasai oleh Spanyol berdasarkan perjanjian Tordesillas yang ditanda tangani pada tahun 1493 oleh Portugis dan Spanyol. Portugis menguasai wilayah yang bukan kristen dari 100 mil di sebelah barat semenanjung Verde terus ke timur melalui Goa di India hingga kepulauan rempah Maluku. Sisanya (kecuali eropa) dikuasai oleh Spanyol. Namun demikian, Portugis dan Spanyol tidak pernah menguasai sepenuhnya pulau Borneo serta mengendalikan perdagangan di pulaua yang kaya itu.
Pada tahun 1526, Don Jorge de Manezes seorang gubernur Portugis di Maluku, Mengklaim menemukan pulau Borneo, Tetapi diperdebatkan karena pada tahun 1518 Laksamana Lorenzo de Gomez dilaporkan telah diperintahkan oleh raja Spanyol untuk memeriksan kondisi tanah yang kemudian hari dinamakan pulau Borneo. Ekspedisi Spanyol di Borneo baru terungkap setelah Laksamana Lorenzo de Gomez meninggal dunia 3 tahun kemudian pada tahun 1521. Oleh karena itu, nama pulau Borneo awalnya ditulis dalam bahasa Spanyol 1518 oleh laksamana Vasco Lorenzo de Gomez. Kemudian berita penemuan pulau Borneo menyebar luas di daratan eropa. Orang Portugis, Spanyol, Inggris dan Belanda datang silih berganti ke pulau Borneo. Mereka mengambarkan pulau Borneo sebagai pulau terbesar yang pernah diketahui di Asia , terletak ditengah-tengah jalur perdagangan yang luas dan mempunyai tanah yang subur untuk memenuhi segala kebutuhan manusia.
Dari catatan sejarah para kolonialisme barat ini berawal masuk ke Borneo dengan acara berdagang dan kemudian menguasai kerajaan sebagai wilayah jajahan.
Pada masa itu, Malaka adalah sebuah bandar yang cukup besar dan menjadi pusat perdagangan penting sehingga selalu ramai dikunjungi. Kapal-kapal dagang dari jazirah Arab dan India yang lebih dahulu berdagang ke negeri China menjadikan bandar Malaka sebagai tempat persinggahan kapal-kapal mereka.
Ketika berlayar menuju China, kapal-kapal dagang dari Malaka melintasi pantai barat dan utara pulau Borneo (kalimantan) yang dikuasai kerajaan melayu Brunei dan Kerajaan Sambas ( Kalbar ). Setelah Portugis menguasai Malaka, Bandar itu dijadikan pusat pengendalian jalur perdagangan rempah-rempah seperti lada, cengkeh, pala dan fuli dari Sumatera dan Maluku sebelum dibawa ke Eropa melalui India.
Pada tahun 1512, D'Albuquerque sebagai penguasa Portugis di Malaka mengirim sebuah armada laut ke tempat penghasil rempah-rempah di Maluku. Dalam perjalanan itu mereka singgah di pelabuhan Banten, Sunda Kelapa dan Cirebon di pantai utara pulau jawa.
Dengan menggunakan nahkoda orang jawa, armada itu tiba di kepualauan Banda terus menuju Maluku Utara dan akhirnya tiba di Ternate. Di Ternate, Portugis mendapat ijin membangun sebuah benteng dari sultanb. Kemudian dari situ Portugis memantapkan kedudukannya di Maluku dan sempat meluaskan wilayah hingga ke pulau Timor.
Dengan semboyan "Gospel, Glory and Gold" (ajaran, kemulian dan keemasan) mereka juga menyebar agama katolik terutama pada penduduk di pulau Maluku dan Timor. Pada masa itu, nusantara merupakan mata rantai perdagangan Portugis menguasai separuh dunia dan separuh lagi dikuasai oleh Spanyol berdasarkan perjanjian Tordesillas yang ditanda tangani pada tahun 1493 oleh Portugis dan Spanyol. Portugis menguasai wilayah yang bukan kristen dari 100 mil di sebelah barat semenanjung Verde terus ke timur melalui Goa di India hingga kepulauan rempah Maluku. Sisanya (kecuali eropa) dikuasai oleh Spanyol. Namun demikian, Portugis dan Spanyol tidak pernah menguasai sepenuhnya pulau Borneo serta mengendalikan perdagangan di pulaua yang kaya itu.
Pada tahun 1526, Don Jorge de Manezes seorang gubernur Portugis di Maluku, Mengklaim menemukan pulau Borneo, Tetapi diperdebatkan karena pada tahun 1518 Laksamana Lorenzo de Gomez dilaporkan telah diperintahkan oleh raja Spanyol untuk memeriksan kondisi tanah yang kemudian hari dinamakan pulau Borneo. Ekspedisi Spanyol di Borneo baru terungkap setelah Laksamana Lorenzo de Gomez meninggal dunia 3 tahun kemudian pada tahun 1521. Oleh karena itu, nama pulau Borneo awalnya ditulis dalam bahasa Spanyol 1518 oleh laksamana Vasco Lorenzo de Gomez. Kemudian berita penemuan pulau Borneo menyebar luas di daratan eropa. Orang Portugis, Spanyol, Inggris dan Belanda datang silih berganti ke pulau Borneo. Mereka mengambarkan pulau Borneo sebagai pulau terbesar yang pernah diketahui di Asia , terletak ditengah-tengah jalur perdagangan yang luas dan mempunyai tanah yang subur untuk memenuhi segala kebutuhan manusia.
0 comments:
Post a Comment