Pages

Saturday, June 9, 2012

Ide Itu Mahal, Waspada Pencurian Ide




Artikel kali ini sengaja saya buat untuk mengantisipasi agar kita semua selalu waspada akan pencurian ide yang saat ini masih saja marak terjadi.

Mencetuskan ide sangatlah sulit karena tidak semudah apa yang orang lain bayangkan terutama bagi pelaku pencurian ide itu sendiri yang memang ingin gampang dan mencari keuntungan, bahkan bisa saja kita akan terimbas akan pencurian ide tersebut karena beberapa orang yang sebelumnya telah mengetahui bahwa kita lah orang yang mencetuskan ide tersebut, namun pada akhirnya ternyata yang merealisasikannya orang lain.

Kondisi ini memang sangat menyakitkan bahkan membuat kesal, ya begitulah kondisinya kita harus berlapang dada dan bersabar bahwa ide yang kita cetuskan ternyata bukan lagi kebanggaan yang menjadi keistimewaan bagi kita.

Saya hanya berbagai pengalaman kepada semua orang yang membaca artikel ini, memang sangat sulit untuk melakukan protes atau sejenisnya namun salah satu bentuk protes saya dengan cara membuat artikel dalam blog ini. Saya beranggapan bahwa cara yang saya lakukan adalah bentuk atau aksi yang paling bijaksana.

Saya ingin berbagai untuk menghindari pencurian ide tersebut, yakni apabila mempunyai ide dalam bentuk kegiatan jangan mudah mengutarakan kepada semua orang yang kita belum tentu kenal karakter dari orang tersebut termasuk teknis dalam pelaksanaan kegiatan ide yang akan kita lakukan.

Selanjutnya simpanlah dengan rapi berkas atau konsep rencana ide yang akan kita lakukan, karena bisa jadi dengan berkas tersebut maka ide kita akan dicopy paste oleh pelaku pencurian dan merekalah yang akan melaksanakan kegiatan sesuai konsep ide yang kita susun rapi.

semoga artikel kali ini menjadikan kita semua sebagai orang yang menghargai ide dan bangga akan ide sendiri bukan ide dari orang.

Mohon maaf kalau ada yang merasa tersinggung, tapi itu adalah kenyataan dari ungkapan hati yang merasa kecewa terhadap pencurian ide. ( kalau anda merasa bersalah minta ampunlah kepada Allah karena Allah maha pengampun...bukan kepada orang yang menulis artikel ini..)

Tuesday, June 5, 2012

Still Life Photography Bagi Pemula





Photography still life sering kita liat dalam keseharian kita, disadari maupun tidak. Kita banyak menemui foto still life di majalah, kalender, foto berbingkai mewah maupun minimalis dalam lorong2 perkantoran, maupun di di billboard di persimpangan jalan2 protokol. Foto jenis ini dapat berupa makanan, minuman atau foto benda mati lainnya yang ditata sedemikian rupa sehingga menarik mata. Still life identik dengan dunia fotografi komersial dan advertising.


Definisi Still Life Photography adalah menciptakan sebuah gambar dari benda atau objek mati tampak jauh lebih "hidup" dan "berbicara". Kata still berarti benda diam atau mati sedangkan kata life berarti hidup; memberikan konteks "kehidupan" pada benda tersebut.


Still life juga dapat memberikan arti secara konteks fungsional maupun konteks ekspresif. Konteks fungsional dari fotografi still life berupa pemotretan benda dengan tujuan pembuatan katalog, brosur, newsletter, company profile, mailer, flyer dan iklan. Dalam hal ini, still life berfungsi sebagai iklan atau komunikasi visual dalam konteks komersial. Semua foto yang dibuat harus komunikatif; seberapa bagus desain barangnya, bagaimana fungsi barangnya dan diperuntukkan untuk kalangan siapa barang yang ada dalam foto tersebut. Dalam konteks ekspresif, foto still life dibuat sesuai selera, konsep dan emosi fotografer yang membuat foto still life tersebut. Seorang fotografer dapat mengekspresikan diri ke dalam fotonya.


Sebelum memotret still life, ada 3 unsur yang membuat foto still life menjadi lebih "hidup"; pencahayaan, komposisi dan properti. Properti berkaitan dengan benda2 yang ditambahkan untuk menimbulkan kesan yang ingin ditampilkan dalam foto yang akan kita buat. Misalnya bunga akan menambah kesan feminin dan lembut pada foto sementara batu bertekstur akan mengesankan sisi maskulin.


Dengan ke 3 unsur ini, kita dapat memberikan konten (isi) karena 3 unsur ini akan saling mendukung untuk menghidupkan sebuah foto still life. Pada umumnya, seorang fotografer akan mempertimbangkan apakah foto tersebut mempunyai komposisi yang enak diliat serta pencahayaan yang bagus. Properti yang digunakan bertujuan menghidupkan point-of-interests. Ke 3 unsur tidak dapat dipisahkan dalam foto still life.


Konsep atau rancang bangun atau story board dalam foto still life merupakan sebuah elemen penting. Lain halnya dengan pemotretan modelling. Dalam modelling, kita bisa langsung menangkap ekspresi model untuk mendapatkan foto yang yang ekspresif. Dalam still life, kita berhadapan dengan benda mati. Jika konsep foto still life nya adalah sebuah keceriaan, sang fotografer harus berpikir bagaimana mem visualisasikan benda mati tersebut agar tampak lebih hidup. Konsep ceria harus tetap mempresentasikan dalam pemilihan properti yang kita pilih. Seperti pemilihan background dengan warna2 yang eye-catching dan berkesan sangat dinamis seperti warna merah muda atau biru cyan. Kita juga harus menuangkan semua rasa yang kita presentasikan kepada benda. Contoh lain; dalam foto still life rokok untuk pria, harus ada unsur maskulinitas, kelakian dan keras. Akan berbeda jika kita hendak memotret produk rokok menthol untuk wanita. Suasana dalam memotret ke dua benda ini akan berbeda. Konsep dalam foto bertujuan untuk memberikan sebuah "pesan" yang fotografer ciptakan kepada benda mati ini. Konsep mengandung unsur pesan yang akan kita sampaikan kepada audiens (yang melihat atau mengapresiasi foto still life tersebut). Dan dalam menyampaikan pesan tersebut, kita harus bisa menyamakan persepsi, atau rasa pembaca dengan persepsi kita. Hal ini dinamakan apresiasi dalam komunikasi visual yang berbentuk sebuah foto.


Still life muncul dalam fotografi sebagai sebuah spesialisasi karena tidak semua emosi atau konsep yang hendak divisualisasikan bisa diwakilkan oleh seorang model. Alternatif lain; fotografer juga menangkap pesan dari objeknya sendiri. Misalnya properti bunga. Begitu banyak arti, makna dan persepsi yang kita tangkap dari sebuah bunga. Kita tidak perlu orang yang bercerita tentang arti, makna dan persepsi dari bunga. Kita dapat menggunakan berbagai macam simbol dalam mengungkapkan sesuatu.


Sebuah kondisi dapat menjadi sebuah foto still life yang berhasil dengan memanfaatkan benda atau suasana. Dalam pemanfaatan benda, kepekaan fotografer dituntut untuk mengenali benda dari segi pencahayaan dan lain sebagainya. Namun dalam memanfaatkan suasana, fotografer harus bisa mengenali suasana seperti apa yang bisa dimanfaatkan untuk bisa mewakili ekspresi atau perasaan yang ingin kita tuangkan dalam foto tersebut.


Langkah pertama dalam belajar still life adalah dengan mengenali karakter benda yang akan kita gunakan sebagai properti dalam foto still life. Setiap benda mempunyai karakter yang unik. Oleh karena itu, fotografer pun dituntut untuk mengetahui cara mencahayainya dengan baik dan dapat menampilkan karakter dan teksur si benda. Makanan basah, secangkir kopi, cincin perak, vas kaca atau barang yang mempunyai daya refleksi tinggi (highly reflected object), masing2 mempunyai sifat dan cara penanganannya masing2.
Tiap benda mempunyai kapasitas untuk bisa mewakili konsep kita. Baik kita ingin menampilkan sesuatu yang bersifat lembut, keras dan lain sebagainya.


Foto still life juga erat kaitannya dengan kepekaan seseorang, yaitu untuk ber eksresi dengan melulu tidak menggunakan orang atau model. Dalam mempelajari fotografi still life, kita harus mengasah kepekaan dan sensitifitas agar dapat ber ekspresi.


Fotografi still life mutlak memerlukan 3 unsur yang disebutkan diatas. Jika fotografer ingin menampilkan sisi kontradiksi sifat suatu objek maka fotografer dituntut untuk pandai memilih dan mengatur pencahayaan, properti dan komposisi. Karena untuk menciptakan sifat kontradiktif, bukan merupakan keterbatasan benda. Fotografer harus pandai2 mengeksplorasi, apakah benda tersebut mempunyai sisi lain dari yang kita kenal selama ini. Sebagai contoh adalah sebuah batu. Asumsi dan sifat batu adalah keras, tak mudah hancur dan tegar. Tapi kalo kita hendak membuat konsep lembut dengan properti batu, kita dapat memanfaatkan properti bunga untuk menghiasi batu tersebut. Dilengkapi dengan efek cahaya lembut dari softbox. Sisanya tinggal kreatifitas dari masing2 fotografer.


Fotografi still life dapat dilakukan tanpa harus mempunyai kamera medium format digital yang sangat mahal atau lampu Broncolor yang sangat mewah. Peralatan memotret jenis apapun dapat kita pakai untuk memotret still life. Bahkan kamera pocket dan lensa ultra wide pun bisa kita pakai. Tidak melulu harus menggunakan kamera DSLR/SLR yang canggih dengan lensa macro yang mahal. Tidak ada batasan untuk memakai peralatan fotografis. Semua tergantung pribadi masing-masing fotografer dan konsep yang hendak diciptakannya.


Dari segi lighting pun tidak ada batasan tertentu. Dengan minimal 1 lampu dan maksimal sebanyak2nya. Lighting pun tidak melulu menggunakan artificial lighting (flash), sinar matahari pun dapat kita manfaatkan untuk menciptakan foto still life. Mengenai bayangan; tidak semua bayangan harus dihilangkan. Semuanya tergantung konsep yang hendak kita buat. Kadangkala, kita ingin menampilkan konsep keras atau kasar, dan untuk membuat hal itu terjadi tekstur dan bayangan sangat dibutuhkan. Dalam era digital, peran lampu portable flash, dapat digantikan dengan lampu tungsten atau halogen. Selama kita menggunakan tripod dan mengatur supaya white balance tidak terlalu kuning, maka kita dapat membuat foto still life yang bagus.


Selain memikirkan perangkat memotret yang canggih dan mahal, lebih baik kita menguasai teknik pencahayaan dengan alat seadanya. Pencahayaan adalah key element dalam foto still life. Cahaya mempunyai arah, jenis, sifat dan karakter cahaya yang harus dipahami.

Selamat mencoba karena berani mencoba maka akan berhasil, pastinya jangan pernah menyerah untuk terus mencoba.

Berita Terkait:
8 Langkah Sebelum Memotret
Solusi Noise Saat Memotret
Konsep Memotret Bagi Pemula

Konsep Memotret Bagi Pemula




Konsep dalam fotografi adalah a general statement of the idea behind a photograph (pernyataan suatu ide dalam sebuah foto). Pernyataan tersebut bisa dilihat dari objek sebuah foto ataupun teknik yang digunakan dalam mengambil foto.

Foto dapat dikatakan bagus jika konsep yang telah disusun oleh fotografer dapat dipahami oleh individu yang melihat foto itu. Ini merujuk pada prinsip komunikasi. Sebuah komunikasi dinyatakan efektif jika pesan dari dari komunikator dapat sampai pada komunikan dan diartikan sama dengan maksud dari komunikator itu sendiri. Ini karena memang kegiatan fotografi sendiri adalah sebuah proses komunikasi.

Maka dari itu pematangan sebuah konsep sangat diperlukan sebelum memotret sebuah objek. Dengan mematangkan ide terlebih dahulu, kita dapat mengetahui objek apa yang akan kita potret dan teknik apa yang kita gunakan sehingga dapat menguatkan pesan pada objek itu. Dan juga kita dapat mengetahui alat-alat bantu fotografi apa yang kita butuhkan untuk memotret.

Banyak foto yang dibuat dengan konsep yang cukup sederhana sehingga orang dapat dengan seketika menangkap pesan dalam foto tersebut. Namun adapaun foto yang membutuhkan pemikiran yang mendalam sebelum kita dapat menangkap pesan yang tersirat pada foto itu.

Dalam foto Komersial dan foto Jurnalistik, pesan yang kita tangkap cenderung cukup mudah. Karena jika tidak begitu maka produk (dalam foto komersial) atau berita (dalam foto jurnalistik) tidak dapat ditangkap oleh penikmat foto. Ini kemudian berpengaruh pada keberhasilan produk atau berita itu dijual.

Sedangkan pada foto Fine Art, pemaknaan foto cenderung membutuhkan pemikiran yang lebih mendalam. Karena dengan melihat objek atau teknik pemotretannya tidak cukup untuk menginterpretasi foto itu sendiri. Kadang saking sulitnya, para penikmat foto jenis ini membutuhkan bantuan sang fotografer untuk menginterpretasikan foto itu.

Ada beberapa pendapat tentang bagaimana mengkonsep sebuah foto. Ada pendapat bahwa jauh sebelum kita memotret, kita harus menyiapkan sebuah konsep yang matang. Ini memudahkan kita dalam memilih objek foto dan menggunakan teknik apa dalam foto tersebut. Selain itu dengan konsep yang matang, foto yang kita hasilkan bisa memiliki pesan yang cukup kuat.

Namun ada beberapa fotografer yang berpendapat bahwa konsep bisa saja muncul beberapa detik sebelum kita menekan tombol shutter pada kamera. Karena tentu pada saat itu kita berpikir bagaimana membingkai suatu objek. Dan disitulah pengkonsepan foto terjadi.

Jika melihat kedua pendapat ini, maka kita bisa menyimpulkan bahwa ada dua macam pengkonsepan. Yang pertama adalah pengkonsepan secara spontan yaitu pengkonsepan yang dilakukan sesaat sebelum tombol shutter ditekan. Yang kedua adalah pengkonsepan yang membutuhkan waktu yang cukup lama.

Biasanya untuk menghasilkan foto Komersial dan foto Fine Art diperlukan pengkonsepan yang cukup lama. Ide untuk menghasilkan foto-foto jenis ini memang harus digodok secara matang sebelum kemudian dieksekusi.

Foto komersial biasanya objeknya berupa sebuah barang atau jasa yang akan dipasarkan. Penggodokan konsep yang matang sangat diperlukan dalam membuat foto jenis ini Karena nantinya foto Komersial adalah media komunikasi produsen yang didalam foto tersebut strategi yang efektif dalam memasarkan sebuah produk.

Sedangkan pada karya foto Fine Art penggodokan konsep sangat diperlukan agar idealisme fotografer dapat tertuang dalam sebuah foto. Karena pemaknaan foto fine art sendiri perlu pemikiran yang mendalam, maka tentu saja awal lahirnya konsep itu sendiri membutuhkan pemikiran yang cukup mendalam pula.

Pengkonsepan dalam foto Jurnalistik, berbeda dengan foto Fine art atau Komersial. Dalam membuat foto jurnalistik tidak memerlukan proses pengkonsepan yang lama. Namun bukan berarti foto ini tidak butuh konsep. Meskipun kesannya spontan, akan tetapi konsep sangat perlu diperlukan untuk menghasilkan foto Jurnalistik agar nantinya dapat menghasilkan foto yang bercerita.

Beberapa orang menganggap bahwa konsep dalam memotret tidak wajib dibuat. Mereka menganggap bahwa konsep bisa dibuat atau bisa juga ditinggalkan. Karena menurut mereka dengan membuat konsep terlebih dahulu, dapat mempersempit ruang gerak dan kreatifitas mereka. Sehingga mereka tidak punya kesempatan untuk berkreasi. Mereka menganggap insting adalah yang paling penting. Karena dengan insting yang tajam, mereka dapat dengan mudah menemukan objek yang menarik untuk dipotret.

Namun apa yang tidak disadari adalah, sebuah konsep muncul dengan sendirinya dalam diri seorang fotografer sesaat setelah ia berniat untuk memotret. Konsep muncul tanpa kita sadari. Disaat kita menentukan kemana kita akan memotret, kamera apa yang akan kita pakai, kapan kita akan pergi dan pertimbangan lain, disaat itulah kita mengkonsep.

Konsep dalam fotografi sendiri adalah ide yang kita tuangkan dalam sebuah foto. Maka tidaklah mungkin kita dapat menghasilkan sebuah karya foto, terlepas itu baik taupun tidak, tanpa sebuah konsep. Karena tanpa konsep maka sebuah karya foto tidak akan dapat tercipta.

Berita Terkait:
8 Langkah Sebelum Memotret
Solusi Noise Saat Memotret
Still Life Photography Bagi Pemula
Perananan ilmu jurnalis kegiatan pencinta alam

Teknik Memotret Untuk Pemula





Menurut buku Foto Jurnalistik, teknik memotret adalah suatu cara dalam memotret setelah diketahui bagaimana tahapan memotret.

Mari kita bahas sedikit tentang tahapan memotret sebelum kita membahas tentang teknik memotret. Ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan sebelum kita mulai memotret, yaitu komposisi, fokus, kecepatan dan diafragma. Keempat tahap ini penting diperhatikan pada saat memotret untuk dapat menghasilkan foto yang baik secara teknik.

Sebenarnya ada banyak teknik dalam memotret. namun kita akan memfokuskan pembahasan kita pada teknik-teknik yang paling sering dipakai.

Yang pertama adalah freeze yaitu teknik meemotert pada objek yang bergerak dengan seolah-olah menghentikan objek yang bergerak itu. Teknik ini menggunakan kecepatan yang tinggi sehingga objek seolah-olah membeku. Biasanya teknik ini digunakan untuk memotret kegiatan olah raga seperti sepak bola dan balap motor.

Adapun teknik panning yang, bisa dikatakan, kebalikan dari teknik freeze. Pada teknik ini, sebuah foto dimaksudkan untuk menampilkan efek gerak pada objek yang bergerak. Efek gerak ditampilkan pada bagian background dari foto. Teknik ini dilakukan dengan cara menggerakan kamera sealur dengan arah bergeraknya objek. Untuk melakukan teknik ini, dibutuhkan alat bantu kamera berupa tripod. Selain agar background yang dihasilkan tidak kacau, teknik ini mengharuskan penggunaan low speed yang keduanya mengharuskan kamera tidak banyak goyang.

Teknik selanjutnya adalah zooming yaitu adalah teknik memotret untuk menghasilkan foto dengan efek objek seperti menjauh/mendekat ke kamera. Pada saat tombol shutter ditekan, ring zoom digerakkan menjauh atau mendekat untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Seperti halnya teknik panning, kecepatan rendah dibutuhkan dalam menggunakan teknik ini agar kita memiliki cukup waktu untuk memutar ring zoom.

Jika pada teknik panning dan zooming membutuhkan low speed, maka adapun teknik yang memungkinkan kita untuk mengatur kecepatan gerak buka-tutup tirai rana. Teknik ini dinamakan teknik bulb. Biasanya teknik ini digunakan untuk memotret pada kondisi yang minim cahaya seperti pada malam hari. Disaat prioritas speed tidak dapat membantu untuk mendapatkan pencahayaan normal, maka digunakanlah teknik ini.

Teknik lain adalah double/multiple exposure. Teknik ini merupakan teknik yang cukup menarik karena menghasilkan gambar yang unik. Dalam satu frame foto kita dapat menghasilkan foto orang yang sama dengan pose yang berbeda. Untuk menghasilkan foto ini dianjurkan menggunakan tripod agar foto yang dihasilkan tidak goyang. Sebaiknya memilih background gelap atau hitam agar penumpukan objek foto bagus dan tidak kacau.

Makro adalah sebuah teknik fotografi yang memungkinkan kita untuk memotret sebuah objek dari jarang yang sangat dekat. Biasanya pemotretan jarak dekat ini dimaksudkan untuk mendapatkan detail dan tekstur dari sebuah objek. Teknik ini membutuhkan lensa khusus. Akan tetapi jika kita tidak mempunyai lensa khusus makro, kita dapat menyiasatinya dengan menggunakan lensa standar kamera kita secara terbalik. Dan tentu saja itu akan lebih sulit ketimbang menggunakan lensa makro.

Teknik menarik lain adalah siluet. Teknik ini menempatkan sumber cahaya berada tepat dibalik objek. Dengan demikian objeknya akan terlihat gelap. Pengaturan kecepatan dan diafragma tergantung dari cahaya yang ada waktu memotretan berlangsung. Dibutuhkan ketepatan dalam mengatur kecepatan dan diafragma sehingga objek yang direkam memiliki kontur dan ketajaman yang tepat.

Penguasaan tahapan serta teknik memotret merupakan hal yang penting bagi seorang fotografer. Ini tentu saja harus dimulai dengan mengenal kamera yang akan kita gunakan untuk memotret. Karena dengan mengenali kamera yang kita gunakan, kita dapat menggunakan fasilitasnya dengan baik sehingga menghasilkan foto dengan teknik yang sempurna.

Berita terkait:
8 Langkah Sebelum Memotret
Solusi Noise Saat Memotret
Perananan ilmu jurnalis kegiatan pencinta alam


Monday, June 4, 2012

Solusi Noise Saat Memotret




Noise atau kumpulan bintik-bintik pada foto sering membuat jengkel karena membuat kualitas foto menjadi buruk. Sebelum membahas bagaimana mengatasi Noise, kita perlu mengetahui apa sih yang menyebabkan noise?

• Ukuran sensor : Sensor berukuran besar seperti pada kamera digital SLR terutama sensor full frame memproduksi noise lebih sedikit daripada sensor berukuran kecil yang biasanya terdapat di kamera saku atau telepon seluler. Hanya saja, kamera digital SLR bersensor full frame sangat mahal dan tidak semua orang mampu membelinya. Oleh sebab itu, gunakan kamera bersensor paling besar sesanggup Anda.

• ISO Tinggi: Foto dengan setting ISO tinggi akan meningkatkan noise. Ada waktunya kita mengunakan ISO tinggi, tapi untuk hasil maksimal, gunakanlah ISO rendah (misalnya ISO 400 atau kebawah).

• Temperatur cahaya yang tinggi : Semakin tinggi temperatur cahaya (diukur dengan derajat Kelvin) semakin tinggi noise. Yang dimaksud dengan temperatur yang tinggi adalah warna cahaya yang kekuningan atau jingga sedangkan temperatur yang rendah adalah warna cahaya yang kebiruan.

• Eksposur yang lama: Semakin lama kita membuka sensor untuk merekam gambar, semakin tinggi noise yang akan dihasilkan.

• Underexposure: Saat foto yang diambil pencahayaannya kurang, noise akan muncul lebih banyak terutama di daerah yang gelap atau daerah bayangan. Maka dari itu menentukan setting eksposur yang optimal sangat penting. Untuk mengamati apakah foto over/under, Anda bisa memanfaatkan info pada histogram.

Kadang kala karena keadaan yang tidak memungkinkan, kita terpaksa mengunakan setting atau alat yang kurang ideal sehingga foto kita banyak noise. Tapi jangan putus asa terlebih dahulu karena kita juga bisa mengunakan software tertentu untuk mengurangi noise.

Salah satu cara yg populer adalah dengan mengambil foto bertipe RAW (Jenis file berukuran besar dan berkualitas tertinggi dibandingkan jenis JPG). Lalu mengunakan software khusus untuk kamera tersebut dan mengurangi noise yang timbul.
Selain itu, kita juga bisa membuka file tersebut di berbagai software pengolah foto lainnya seperti Adobe Photoshop , Adobe Lightroom, Noise Ninja, Neat Image dan sebagainya. Di dalam software tersebut, tersedia beberapa tools/alat untuk mengurangi noise.

Di banyak kamera, juga tersedia fitur NR (Noise Reduction). Fitur ini cukup membantu apabila And merekam foto jenis JPG. Tapi sebagian besar kamera tidak memiliki NR yang baik, sehingga kualitas foto menjadi turun dan detil detil halus menjadi hilang.

Kadang, noise juga bukan menjadi musuh kita melainkan menjadi teman kita, misalnya untuk memberikan efek tekstur pada foto, menjadikan foto berkesan klasik. Memvisualisasikan foto yang mana yang cocok memiliki noise yang banyak atau tanpa noise akan membuat foto Anda terlihat lebih menarik.

Berita Terkait :
8 Langkah Sebelum Memotret
Perananan ilmu jurnalis kegiatan pencinta alam
Still Life Photography Bagi Pemula

8 Langkah Sebelum Memotret




Berbeda dengan pendapat yang popular, foto yang bagus bukan di dapat karena keberuntungan, tapi lebih ke pengambilan keputusan. Banyak hal yang perlu di pikirkan sebelum menghasilkan sebuah foto. Untuk pemula, sulit rasanya harus memikirkan begitu banyak langkah. Tapi dengan latihan yang berkesinambungan kita akan dapat melakukannya secara alami.

1. Temukan subjek yang menarik
Cobalah untuk memilih subjek yang menarik, misalnya di jalan-jalan yang sibuk, usahakan mengambil foto potret dari orang, sebuah bangunan, mobil atau sebuah aktifitas. Berhati-hatilah untuk tidak memasukkan terlalu banyak elemen dalam foto tersebut. Terlalu banyak detail akan membuat orang yang melihat foto menjadi bingung tentang apa yang ingin Anda sampaikan.

2. Kualitas dan arah cahaya
Mengetahui kualitas dan arah cahaya sangat mempengaruhi suasana foto. Secara umum, ada tiga jenis cahaya
Cahaya yang keras (hard light): Biasanya diperoleh dari sumber cahaya yang relatif kecil / terkonsentrasi. Misalnya: cahaya matahari, lampu kilat kamera, senter.
Cahaya (soft light): Biasanya diperoleh dari sumber cahaya yang relatif besar. Contohnya soft box, reflektor, permukaan langit-langit.
Yang terakhir adalah cahaya yang menyebar (diffused light). Cahaya model ini berasal dari sumber cahaya yang relatif sangat besar. Misalnya langit di saat mendung atau tertutup awan.
Arah cahaya (depan, belakang, samping, atas, bawah) juga merupakan aspek yang penting untuk memberikan kesan tertentu. Perhatikan baik-baik arah dan kualitas cahaya.

3. Komposisi
Langkah pertama dalam membuat komposisi yang baik adalah memulai dari memilih latar belakang. Latar belakang yang bersih / polos adalah langkah awal yang baik. Kemudian posisikan subjek dalam lapisan-lapisan. Aturlah sedemikian rupa sehingga komposisi foto terlihat menarik.
Jika Anda baru memulai fotografi, Anda selalu bisa mempelajari rumus-rumus komposisi sebagai acuan. Banyak aturan komposisi yang bisa membantu Anda membuat komposisi yang menarik seperti rule of thirds, golden rasio, skala dan lain-lain.

4. Pilih bukaan / aperture
Bukaan lensa menentukan berapa banyak cahaya yang masuk ke bodi kamera. Bukaan juga mengatur kedalaman fokus (depth of field). Semakin besar bukaan lensa, semakin tipis kedalaman fokus dan sebaliknya. Kita harus menentukan apakah foto yang kita ambil memiliki kedalaman fokus yang tipis atau dalam.
Secara umum untuk foto potret, kita ingin kedalaman fokus yang tipis sehingga potret tersebut terlihat lebih artistik, sehingga bukaan yang kita pilih seharusnya besar. Tapi kalau kita foto pemandangan, kita biasanya ingin semua elemen dalam foto terlihat jelas dan fokus, maka bukaan yang kita pilih seharusnya kecil.

5. Pilih kecepatan rana / shutter speed
Kemudian, kita harus menentukan apakah kita mau membekukan subjek foto, atau merekam pergerakan subjek. Bila kita ingin membekukan subjek, kita harus dengan mengeset shutter speed dengan teliti.
Untuk mencegah blur karena tangan + kamera kita bergoyang, kita juga harus mengikuti aturan 1 / ukuran fokal lensa. Kemudian kita amati berapa cepat subjek foto bergerak. Subjek foto yang bergerak dengan kecepatan tinggi membutuhkan kecepatan rana yang sangat cepat.

6. Memilih lensa dan fokal lensa yang optimal
Tidak semua lensa itu menghasilkan hasil yang sama. Ada lensa lebar, lensa standar. Setiap fokal lensa memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Lensa lebar memberikan kesan dimensi, distorsi, dan kedalaman fokus yang dalam. Di lain pihak, lensa telefoto membuat foto menjadi dua dimensi (efek kompresi), membuat kedalaman fokus menjadi tipis dan membesarkan subjek yang jauh. Cobalah foto dengan lensa yang berbeda-beda dan fokal lensa yang berbeda-beda untuk semakin memahami efek-efek yang ditimbulkan tiap-tiap lensa.

7. Tentukan ekposur yang optimal
Kamera biasanya menentukan secara otomatis ekposur yang optimal. Tapi kadang setting yang dibuat kamera tidak sesuai dengan keinginan kita. Misalnya, bila kita ingin membuat foto low key (foto yang bernuansa gelap) atau high key (foto bernuansa terang), kita harus mengatur setting kamera sendiri supaya optimal.
Tentukan setting eksposur kamera tergantung dari hasil akhir yang Anda visualisasikan dengan mode manual atau gunakan fungsi kompensasi ekposur, saat mengunakan setting otomatis atau semi otomatis (P,S,A).

8. Timing
Putuskan juga apakah waktu dalam pengambilan gambar penting atau tidak. Untuk foto still life (subjek tidak bergerak), timing mungkin tidak terlalu penting. Tapi untuk candid terutama foto olahraga, timing menjadi sangat penting. Bila demikian, berlatihlah untuk bisa mengambil foto dengan timing yang tepat. Latihan antisipasi, kesabaran dan kuasailah kamera/alat fotografi Anda sehingga bisa mengambil foto dengan timing yang optimal.

Berita Terkait:
Perananan ilmu jurnalis kegiatan pencinta alam




Sunday, June 3, 2012

Kecelakaan Pesawat Tabrak Gedung di Nigeria, 150 Orang Tewas


Peristiwa kecelakaan pesawat kembali menelan korban seperti kecelakaan pesawat yang menabrak gedung di Kota Lagos, Nigeria(minggu,3 mei 2012). Peristiwa naas kecelakaan pesawat komersial itu diduga menelan korban sebanyak 150 orang diantaranya para penumpang dan kru pesawat.

Diduga Pesawat komersial tersebut dari Ibukota Abuja menuju Lagos menambak gedung kemudian meledak dan menimbulkan asap hitam membumbung kelangit sehingga mengejutkan warga di lokasi kejadian.

Serpihan pesawat hancur dan berserakan di lokasi kejadian, kontan saja kejadian itu membuat warga memenuhi lokasi kejadian untuk mengetahui peristiwa kejadian sebelum petugas keamanan melokalisir area kecelakaan.

Beberapa saksi mengatakan saat kecelakaan terjadi cuaca mendung, namun angin tidak bertiup kencang.

Kepala otoritas penerbangan sipil Nigeria mengatakan korban kecelakaan pesawat naas itu kemungkinan kecil selamat dan ditemukan beberapa koran hangus akibat ledakan pesawat.

Penerbangan di negera Nigeria seperti negara lain di Afrika memiliki catatan buruk penerbangan dan sering terjadinya kecelakaan pesawat. Sumber : BBC.Co.Uk

Berita Terkait:
Penyebab Tragedi Sukhoi Masih Misteri

Indonesia Peringkat Dua Sasaran Serangan DDOS



Serangan Distributed Denial of Service atau yang tren disingkat DDOS biasanya menggunakan banyak varian mesin. Serangan tersebut sangat sulit diketahui karena saat sistem diserang, kita tidak mengetahui sedang diserang, hal ini disebabkan kiriman tersebut yang datang dianggap trafik normal. Serangan DDOS itu biasanya yang diserang adalah jaringan dan memboroskan bandwidth.

Tren layanan cloud yang akan masuk ke perangkat mobile tak bisa dibantahkan lagi. Namun, di balik asa yang tinggi mobile cloud menjadi salah satu mesin pendapatan bagi pelaku usaha, ada ancaman lain yang juga menghantui, yakni masalah kemanan jaringan

Tercatat bahwa Indonesia merupakan negara yang menjadi sasaran serangan DDOS akhir-akhir ini sehingga menduduki peringkat ke-dua tertinggi di dunia karena Indonesia merupakan negara yang banyak berinteraksi dengan internet. Patut diwaspadai bahwa apabila keamanan atau security kurang maka menjadi ancaman yang sangat serius.

Sementara dalam hal perlindungan terhadap kelangsungan bisnis client, sangat diperlukan solusi sistem keamanan terpadu bagi penyedia layanan cloud untuk pengelolaan keamanan jaringan komputerisasi.

Salah satu solusi untuk mengatasi serang tersebut dengan Sistem Medusa dari CQCloud yang merupakan platform keamanan terpadu bagi penyedia cloud dan masih banyak juga sistem yang lain, namun perlu adanya pembuktian. Sumber : Dunia IT

Berita Terkait:
Kelebihan Photoshop CS6
IBIS DMNG Pengganti Truk SNG
Cara Internetan Gratis Di Warnet